Tragis
memang nasib yang dialami oleh timnas senior Indonesia diajang uji coba
melawan timnas U23 tanggal 18 Agustus kemarin. Timnas senior ditahan
imbang 1-1 oleh gol pembuka dari salah satu pemain gelandang dari timnas
U23. Kemudian BP bisa menyamakan kedudukan ketika mendapat kesempatan
untuk menjadi algojo di titik putih dikarenakan salah satu pemain timnas
senior dilanggar oleh pemain timnas U23 di kotak terlarang itu. Padahal
pada tanggal 2 September nanti, timnas senior akan bertanding melawan
Iran dalam rangka kualifikasi PD 2014.
Itulah yang menyebabkan pelatih timnas senior, Wim Rijsbergen tampak bangga dan lupa diri. Pasalnya ia sudah lama menginginkan kaum muda untuk berjuang demi mempertahankan gawang Indonesia dari kebobolan. Mungkin saja Pak SBY, Pak Menpora dan ketum PSSI juga menyetujui impian Wim Rijsbergen Karena seperti pidato Bung Karno ketika pertama kali kita merdeka dulu, bahwasannya kaum muda harus bisa berjuang dan menjadi panutan bagi Indonesia. Lain halnya dengan Rahmad Darmawan, pelatih timnas U23(dalam uji coba kemarin) yang tampak murung dan lesu. Pasalnya dirinya belum siap apabila membawa anak asuh tirinya itu terbang ke Iran. Selain ditinjau dari segi finansial, mungkin tenaga, jiwa dan mental para pemain juga belum siap. Mereka juga harus siap dalam menjaga penampilan, terutama postur tubuh dan rambut serta selebrasi-selebrasi yang seharusnya tidak mengundang tawa penonton, kalau keterlaluan penonton bisa terharu.
Itulah yang menyebabkan pelatih timnas senior, Wim Rijsbergen tampak bangga dan lupa diri. Pasalnya ia sudah lama menginginkan kaum muda untuk berjuang demi mempertahankan gawang Indonesia dari kebobolan. Mungkin saja Pak SBY, Pak Menpora dan ketum PSSI juga menyetujui impian Wim Rijsbergen Karena seperti pidato Bung Karno ketika pertama kali kita merdeka dulu, bahwasannya kaum muda harus bisa berjuang dan menjadi panutan bagi Indonesia. Lain halnya dengan Rahmad Darmawan, pelatih timnas U23(dalam uji coba kemarin) yang tampak murung dan lesu. Pasalnya dirinya belum siap apabila membawa anak asuh tirinya itu terbang ke Iran. Selain ditinjau dari segi finansial, mungkin tenaga, jiwa dan mental para pemain juga belum siap. Mereka juga harus siap dalam menjaga penampilan, terutama postur tubuh dan rambut serta selebrasi-selebrasi yang seharusnya tidak mengundang tawa penonton, kalau keterlaluan penonton bisa terharu.

Posting Komentar