-->
Mudik
tahun ini rupanya membawa dampak buruk tersendiri bagi para pemudik
yang telah menjadi korbannya. Baik yang telah menjadi korban kecelakaan,
korban mahalnya biaya mudik maupun korban gendam. Mereka seakan-akan
ingin memprotes pemerintah untuk lebih peduli akan kenyamanan,
keselamatan dan keringanan beban ketika pulang kampung selama liburan
Idul Fitri setiap tahunnya. Bahkan jumlah peristiwa kecelakaan di tahun
ini saja telah meningkat sebanyak 60% dari tahun sebelumnya, 2010.
Harga tiket baik pesawat, kereta api, kapal laut hingga bis meningkat
drastis dari hari-hari biasa, yakni sekitar 50%.
Tidak
dapat dipungkiri lagi kalau masyarakat Indonesia menginginkan kemudahan
akses untuk pulang kampung yang notabene hanya dilakukan setahun
sekali, setiap hari raya Idul Fitri. Beberapa masyarakat menginginkan
agar pemerintah membuat transportasi massal baru seperti bis yang
mengakangi jalan yang dipakai oleh Cina. Kalau perlu sekalian jet sky
saja yang bisa berlari 5x lipat dari pesawat jet biasa. Malah ada yang
meminta dibuatkan kereta express super canggih buatan Eropa yang bisa
mempersingkat perjalanan ketika mudik agar bisa mencapai kampung halaman
lebih cepat. Selain itu masyarakat juga meminta trek-trek khusus jalur
mudik-balik lebaran yang memiliki suatu sistem yang bisa meminimalisir
kemacetan dan kecelakaan yang tentunya berbeda dengan “Death Way”
seperti yang ada di jalan tol cipularang ang menghubungkan antara
Jakarta-Bandung.
Tentunya
mereka seakan-akan lupa akan merosotnya kemakmuran di negeri ini.
Jangankan untuk menuruti keinginan mereka, mengatasi kasus Nazaruddin,
Antasari dan Bank Century saja kalang kabutnya bukan main. Apalagi
ditambahi keinginan-keinginan 250 juta rakyat Indonesia yang nggak tahu
diuntung, nggak pernah membawa citra bangsa Indonesia di kancah
internasional. Walaupun pernah suatu kali, namun prestasi itu
seakan-akan mudah dilupakan bagaikan angin berlalu saja di mata dunia.
Sehingga dengan ini mudah-mudahan Timnas Indonesia masih mampu
bertanding dan menggapai rangking 10 besar Asia dengan segenap dan
seganjil kekuatan yang masih tersisa dan tentunya tidak lupa untuk
berdo’a kepada Yang Maha Kuasa.
Posting Komentar