Sesuatu memang apabila kedua kubu politik, si beringin tua dan
moncong putih bersatu setelah beberapa bulan terlibat perselisihan dalam
memperebutkan kedudukan sebagai Tuhan-nya bola di Indonesia. Kedua kubu
kerap menuai kontroversi mengenai tujuan dari masing-masing kubu untuk
membawa sepak bola di Indonesia ini. Masing-masing ingin menangnya
sendiri. Memang sih, pada awalnya sudah terlihat kalau PSSI yang baru di
bawah naungan Djohar Arifin Husein sudah nyata-nyata memiliki banyak
kejanggalan. Namun si Djohar tetap menolak pelengseran dirinya dan
akhirnya dibentuklah Kongres Luar Biasa atau yang biasa kita kenal KLB
pada tanggal 18 Maret di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara.
Dan jreeennnggg, terpilihlah Bapak La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia atau KPSI. Kemudian karena mungkin PSSI pimpinan Djohar gusar dan galau dengan gerak-gerik KPSI, mereka akhirnya memberi suatu terobosan baru. Yakni merangkul seluruh tim di Indonesia Super League untuk ikut berkompetisi di bawah naungan PSSI.
Namun La Nyalla menolak mentah-mentah usulan itu, sehingga membuat publik pecinta sepak bola Indonesia sedikit geram. Akhirnya diputuskanlah jalan baru untuk mengakhiri dualisme antar Tuhan bola di Indonesia ini. Fifa meminta bantuan kepada AFC supaya bisa menuntaskan setuntas-tuntasnya persoalan yang katanya sempat memborbardir Barclays Premiere League di Inggris sana. Kok bisa?
Ternyata oh ternyata, Wayne Rooney, Frank Lampard dan kawan-kawan sangat antusias mengikuti perkembangan sepak bola di Indonesia sejak dunia politik bisa dengan mudah menguasai persepakbola-an di negeri kita yang tercinta ini. Maklum saja, di negara-negara Eropa dan sekitarnya tidak pernah ada yang namanya POLITIK masuk dunia OLAHRAGA. Sehingga ini adalah suatu hal yang baru menurut mereka dan sangat langka. Apalagi Luis Suarez dulunya juga muka-muka lama di Partai Beringin Tua. Selain itu striker subur Man.City, Kun Aguero dulu juga dikabarkan sempat menjadi anggota DPRD Argentina fraksi Partai Moncong Putih. Mereka berharap semoga persoalan dualisme politik di Indonesia segera tuntas dan mereka bisa main lagi di Barclays Premiere League dengan tenang, aman dan sentosa. Amiiiinnnn.....
Dan jreeennnggg, terpilihlah Bapak La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia atau KPSI. Kemudian karena mungkin PSSI pimpinan Djohar gusar dan galau dengan gerak-gerik KPSI, mereka akhirnya memberi suatu terobosan baru. Yakni merangkul seluruh tim di Indonesia Super League untuk ikut berkompetisi di bawah naungan PSSI.
Namun La Nyalla menolak mentah-mentah usulan itu, sehingga membuat publik pecinta sepak bola Indonesia sedikit geram. Akhirnya diputuskanlah jalan baru untuk mengakhiri dualisme antar Tuhan bola di Indonesia ini. Fifa meminta bantuan kepada AFC supaya bisa menuntaskan setuntas-tuntasnya persoalan yang katanya sempat memborbardir Barclays Premiere League di Inggris sana. Kok bisa?
Ternyata oh ternyata, Wayne Rooney, Frank Lampard dan kawan-kawan sangat antusias mengikuti perkembangan sepak bola di Indonesia sejak dunia politik bisa dengan mudah menguasai persepakbola-an di negeri kita yang tercinta ini. Maklum saja, di negara-negara Eropa dan sekitarnya tidak pernah ada yang namanya POLITIK masuk dunia OLAHRAGA. Sehingga ini adalah suatu hal yang baru menurut mereka dan sangat langka. Apalagi Luis Suarez dulunya juga muka-muka lama di Partai Beringin Tua. Selain itu striker subur Man.City, Kun Aguero dulu juga dikabarkan sempat menjadi anggota DPRD Argentina fraksi Partai Moncong Putih. Mereka berharap semoga persoalan dualisme politik di Indonesia segera tuntas dan mereka bisa main lagi di Barclays Premiere League dengan tenang, aman dan sentosa. Amiiiinnnn.....
Posting Komentar