![]() |
intisari-online.com |
Pendapat tersebut disampaikan oleh Emilly Wayhem, selaku pengamat transportasi dan kebijakan publik asal Baliklemari, Kalimantan Timur. Ia menilai bahwa apa yang dilakukan pemerintah masih belum memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, terutama rakyat yang tidak dilewati oleh rel kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan yang dialami oleh sebagian daerah di Kalimantan, terlebih pedalaman yang sekiranya membutuhkan infrastruktur yang memadai sejak lama. Coba anda lihat sebagian besar jalan di Kalimantan bukan sekedar rusak lagi, namun sudah tak berbentuk," tukasnya sambil mengusap ingus yang keluar dari hidungnya.
Di tempat lain juru bicara satuan pengamanan dari kantor pengamanan kepresidenan, Bapak Jimmy Mocthar menjelaskan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebenarnya hanya uji coba sementara apakah noda transportasi di Indonesia bisa aman, efektif dan efisien, mengingat perkiraan waktu tempuh yang hanya 37 menit dari Jakarta-Bandung.
"Ya ini kan sebagai langkah uji coba dari pemerintah. Mudah-mudahan kalau berhasil kami akan melakukan pengembangan ke daerah lain. Setelah ini kami memang merencanakan untuk membangun commuter line cepat Bandung-Jakarta apabila kereta cepat Jakarta-Bandung berhasil. Seraya menggandeng investor India dan Turki agar mereka tidak hanya eksis di bisnis film saja," ungkap Bapak Jimmy di sela-sela nonton bareng dangdut Om Vegasta semalam di Lapangan Ciamis.
Posting Komentar