Malang - Jawa Timur baru saja punya gawe pemilihan gubernur Jawa Timur periode 2013-2018 pada Kamis, 19 Agustus 2013 kemarin. Hasilnya pasangan nomor urut 1, yakni Soekarwo dan Saifullah Yusuf menjadi juaranya dengan presentase sebesar 47,36%. Di bawahnya mengekor pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Herman Suma Wiredja dengan torehan presentase 37,28%. Mengungguli dua pasangan lainnya yakni Bambang DH dan Said Abdullah serta Eggi Sudjana dan Muhammad Sihat.
Seluruh presentase suara yang didapat ternyata hanya 50% yang sah. Sedangkan 50% lainnya dinyatakan tidak sah dan juga termasuk golput. Dari 50% suara yang tidak sah tersebut, ternyata 20% suara berasal dari daerah Dapil Malang, utamanya Pulau Sempu dan sekitarnya. Usut punya usut ternyata masyarakat Pulau Sempu kebanyakan bahkan semua tidak tahu menahu soal calon gubernur yang akan memimpin mereka. Tidak adanya baliho atau sepanduk yang menampangkan wajah calon gubernur juga salah satu penyebabnya. Sehingga seakan-akan mereka dibuat buta oleh Pemilukada Jawa Timur tahun ini. Bahkan hampir 100% warga Pulau Sempu dan sekitarnya malah menggambar wajah pasangan gubernur Jakarta, Jokowi-Ahok di kertas surat suara kemudian mencoblosnya sendiri. Lucunya hal itu serentak dilakukan oleh hampir seluruh warga Pulau Sempu.
Berbeda dengan salah satu TPS di Dapil Pacitan. Gara-gara terkena lemparan petasan, suasana TPS 101 di salah satu kecamatan di Pacitan malah menjadi riuh. Rupa-rupanya suasana lebaran masih terasa di sana. Sehingga kotak suara dan beberapa arsip kertas surat suara ludes terbakar. Hal ini menyebabkan pencoblosan ditunda dan diulang kembali pada sore harinya setelah ratusan peleton polisi dan satpol PP diturunkan ke lokasi kejadian untuk menanggulangi tindakan anarkis dari para pemilih yang kesal karena disuruh mencoblos dua kali.
Seluruh presentase suara yang didapat ternyata hanya 50% yang sah. Sedangkan 50% lainnya dinyatakan tidak sah dan juga termasuk golput. Dari 50% suara yang tidak sah tersebut, ternyata 20% suara berasal dari daerah Dapil Malang, utamanya Pulau Sempu dan sekitarnya. Usut punya usut ternyata masyarakat Pulau Sempu kebanyakan bahkan semua tidak tahu menahu soal calon gubernur yang akan memimpin mereka. Tidak adanya baliho atau sepanduk yang menampangkan wajah calon gubernur juga salah satu penyebabnya. Sehingga seakan-akan mereka dibuat buta oleh Pemilukada Jawa Timur tahun ini. Bahkan hampir 100% warga Pulau Sempu dan sekitarnya malah menggambar wajah pasangan gubernur Jakarta, Jokowi-Ahok di kertas surat suara kemudian mencoblosnya sendiri. Lucunya hal itu serentak dilakukan oleh hampir seluruh warga Pulau Sempu.
Berbeda dengan salah satu TPS di Dapil Pacitan. Gara-gara terkena lemparan petasan, suasana TPS 101 di salah satu kecamatan di Pacitan malah menjadi riuh. Rupa-rupanya suasana lebaran masih terasa di sana. Sehingga kotak suara dan beberapa arsip kertas surat suara ludes terbakar. Hal ini menyebabkan pencoblosan ditunda dan diulang kembali pada sore harinya setelah ratusan peleton polisi dan satpol PP diturunkan ke lokasi kejadian untuk menanggulangi tindakan anarkis dari para pemilih yang kesal karena disuruh mencoblos dua kali.
+ komentar + 4 komentar
kok bisa ya? petasannya mendadak,meledak
ada2 aja nih berita.. udah marah2 kali ya warganya.. hihi
kalau saya sih kebetulan gak ikut milih hihi..
namanya juga petasan, klo pake nunggu sih namanya bom :D
iya sob, sana-sini pada ricuh pd minta putaran kedua :D
Posting Komentar