Jayapura - Bila aksi damai 4 November di Jakarta kemarin adalah ingin meminta keadilan atas kasus dugaan menistakan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama atau yang akrab disapa Ahok, maka kondisi serupa terjadi di Jayapura. Alih-alih serentak berdemo, masyarakat Papua dan sekitarnya melakukan long march dari kawasan kantor Bupati Merauke ke kantor Gubernur Papua di Jayapura. Perjalanan tersebut memakan waktu dua minggu lamanya terhitung mulai dari tanggal 20 Oktober 2016 yang lalu.
Tanggal 4 November kemarin tak disangka-sangka ternyata hari ulang tahun Bapak Besuki Gelap Sabit atau yang akrab dipanggil Ahong. Masyarakat rupa-rupanya ingin memberikan surprise atau kejutan kepada beliau dikarenakan atas segala jasa-jasanya telah mengubah wajah Papua, walau hanya sebagai "gubernur" jadi-jadian.
"Jadi kami sengaja datang dari berbagai penjuru kota hanya untuk memberikan kejutan bagi Bapak Ahong." ucap salah satu provokator aksi.
Lukas Enembe, selaku Gubernur Papua yang asli menambahkan bahwasannya kinerja Bapak Besuki Gelap Sabit sangat diacungi jempol. Beliau telah mampu mengubah wajah Papua menjadi selangkah lebih maju saat ini.
"Bapak Besuki luar biasa. Walau statusnya hanya sebagai warga sipil beliau ternyata mampu membantu pemerintah dalam membangun tanah Papua. Atas dedikasinya beliau telah membangun beberapa sekolah non-formal dan panti asuhan, bahkan merelokasi beberapa hewan yang bermukim di daerah kumuh ke rumah susun," kata Lukas Enembe saat dihubungi via mimpi semalam.
Atas kinerjanya itulah sebagian masyarat Papua merasa terbantu, sehingga mereka memutuskan untuk memberikan kejutan kepada Bapak Ahong dengan melakukan aksi longmarch damai dari Kabupaten Merauke ke Jayapura. Simpatisan dari aksi tersebut mencapai ribuan jumlahnya, sebagian besar peserta adalah kaum semut dan kecoa yang turut merasakan hasil kinerja dari Bapak Ahong.
Mendengar aksi yang cukup unik tersebut, ketua tukang kebersihan kantor MURI, Bapak Dede Simajuntak mengatakan bahwa pihaknya akan memasukan aksi long march yang dilakukan oleh masyarakat Papua ke dalam buku Museum Rekor Indonesia sebagai pembatas buku.(red)
Tanggal 4 November kemarin tak disangka-sangka ternyata hari ulang tahun Bapak Besuki Gelap Sabit atau yang akrab dipanggil Ahong. Masyarakat rupa-rupanya ingin memberikan surprise atau kejutan kepada beliau dikarenakan atas segala jasa-jasanya telah mengubah wajah Papua, walau hanya sebagai "gubernur" jadi-jadian.
"Jadi kami sengaja datang dari berbagai penjuru kota hanya untuk memberikan kejutan bagi Bapak Ahong." ucap salah satu provokator aksi.
Lukas Enembe, selaku Gubernur Papua yang asli menambahkan bahwasannya kinerja Bapak Besuki Gelap Sabit sangat diacungi jempol. Beliau telah mampu mengubah wajah Papua menjadi selangkah lebih maju saat ini.
"Bapak Besuki luar biasa. Walau statusnya hanya sebagai warga sipil beliau ternyata mampu membantu pemerintah dalam membangun tanah Papua. Atas dedikasinya beliau telah membangun beberapa sekolah non-formal dan panti asuhan, bahkan merelokasi beberapa hewan yang bermukim di daerah kumuh ke rumah susun," kata Lukas Enembe saat dihubungi via mimpi semalam.
Atas kinerjanya itulah sebagian masyarat Papua merasa terbantu, sehingga mereka memutuskan untuk memberikan kejutan kepada Bapak Ahong dengan melakukan aksi longmarch damai dari Kabupaten Merauke ke Jayapura. Simpatisan dari aksi tersebut mencapai ribuan jumlahnya, sebagian besar peserta adalah kaum semut dan kecoa yang turut merasakan hasil kinerja dari Bapak Ahong.
Mendengar aksi yang cukup unik tersebut, ketua tukang kebersihan kantor MURI, Bapak Dede Simajuntak mengatakan bahwa pihaknya akan memasukan aksi long march yang dilakukan oleh masyarakat Papua ke dalam buku Museum Rekor Indonesia sebagai pembatas buku.(red)
Posting Komentar